Program MBG, Perkuat Ketahanan Gizi Nasional
Bandar Lampung,
Lampung (21/11) – LINTASINFORMASI.com
Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
kembali mendapatkan perhatian luas dari berbagai kalangan masyarakat sebagai
salah satu upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan gizi nasional.
Melalui pendekatan yang terstruktur,
program ini hadir sebagai solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
khususnya kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia.
DPR RI bersama mitra kerja Badan Gizi
Nasional (BGN) terus memperluas implementasi program MBG seperti yang saat ini
dilakukan di Lampung pada Rabu (18/11).
Sosialisasi ini diharapkan dapat
mengedukasi masyarakat mengenai pentinya asupan gizi sejak dini yang juga
membawa manfaat ganda bagi masyarakat.
Anggota Komisi IX DPR RI, Nihayatul
Wafiroh, menegaskan bahwa program MBG merupakan bentuk nyata kehadiran negara
dalam memastikan setiap lapisan masyarakat memperoleh akses gizi yang layak.
Dihadapan ratusan warga Bandar Lampung, ia menyampaikan bahwa MBG bukan sekadar
penyediaan makanan, melainkan langkah strategis membangun kualitas sumber daya
manusia sejak dini.
“Program ini menunjukkan perhatian
pemerintah terhadap persoalan gizi yang selama ini dialami masyarakat. Banyak
warga kita yang sebenarnya membutuhkan dukungan, tetapi terkendala akses.
Melalui MBG, negara hadir untuk memastikan kebutuhan dasar ini terpenuhi dengan
lebih baik,” tutur Nihayatul Wafiroh.
Lebih jauh, ia juga menjelaskan bahwa pelaksanaan
program ini didukung oleh Sentra Produksi dan Penyediaan Gizi (SPPG). Kehadiran
SPPG tidak hanya memastikan ketersediaan bahan pangan segar dan aman, tetapi
juga memberi manfaat ekonomi karena memaksimalkan pasokan dari wilayah sekitar.
Selain meningkatkan mutu gizi, MBG
turut menggerakkan roda ekonomi lokal melalui keterlibatan masyarakat sebagai
tenaga operasional dapur.
“Ini bukan hanya soal makanan, tetapi
juga kesempatan kerja. Banyak warga sekitar SPPG yang dapat terlibat langsung
dalam proses produksi pangan. Dengan begitu, masyarakat mendapatkan manfaat
ganda—gizi untuk keluarga, ekonomi untuk lingkungan,” tambahnya.
Menanggapi isu-isu yang beredar terkait
dugaan keracunan makanan dalam program MBG, Nihayatul Wafiroh memberikan pemahaman yang
mendetail.
“Masyarakat tidak perlu khawatir dengan
isu yang berkembang. Kami telah turun langsung ke lapangan dan menemukan bahwa
persoalannya terjadi karena adanya dapur yang tidak mengikuti SOP. Saya meminta
Badan Gizi Nasional meningkatkan pengawasan agar kejadian serupa tidak
terulang. Intinya, program ini aman dan membawa banyak manfaat bagi
masyarakat,” papar Nihayatul.
Dengan sosialisasi program MBG di
Lampung diharapkan program ini dapat berjalan optimal untuk mencapai hasil yang
maksimal.
Melalui penguatan pengawasan dan kerja
sama semua pihak, program MBG diharapkan terus memberikan dampak positif dan
menjadi bagian penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara
berkelanjutan. (red)
