Sosialisasi Program Makan Bergizi
Gratis Dorong Lahirkan SDM Unggul Menuju Generasi Emas Bangsa
Malang, Jawa Timur (7/11) – LINTASINFORMASI.com
DPR RI bersama mitra kerja Badan Gizi
Nasional (BGN) terus melaksanakan sosialisasi program Makan Bergizi Gratis
(MBG) ke masyarakat.
Pemerintah menyadari betul pentingnya
asupan gizi sejak dini untuk menunjang masa pertumbuhan seseorang, MBG bukan
sekedar pemenuhan makan bergizi, namun juga sebagai investasi jangka panjang
Indonesia.
Sosialisasi dengan mengangkat tema
bersama mewujudkan generasi sehat Indonesia kali ini bertempat di Kota Malang pada Kamis (6/11).
Acara ini dihadiri oleh Anggota Komisi
IX DPR RI, Gamal M. Biomed, perwakilan Direktorat Promosi dan Edukasi Badan
Gizi Nasional Rahma Dewi Auliyasari, praktisi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi
(SPPG) Nina Andriyani, serta ratusan peserta yang merupakan warga setempat.
Dalam kesempatannya, Anggota Komisi IX
DPR RI, Gamal menegaskan bahwa MBG bukan sekadar bantuan sosial, melainkan
investasi jangka panjang bagi pembangunan manusia Indonesia.
“Program ini adalah investasi strategis
untuk membentuk SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045. Program MBG
menjadi tepat sebab masih cukup banyak
penduduk Indonesia saat ini yang belum mampu memenuhi kebutuhan
kalori harian. MBG hadir untuk menekan angka stunting dan meningkatkan Human
Capital Index anak-anak Indonesia,” papar Gamal.
Kemudian, Rahma Dewi Auliyasari dari Badan Gizi
Nasional menyoroti pentingnya gizi seimbang dalam mendukung tumbuh kembang
anak.
“Ini bukan hanya soal makan gratis,
tetapi amanah moral untuk memastikan setiap anak Indonesia berangkat sekolah
dengan perut kenyang dan pikiran siap belajar. Program ini membantu keluarga,
memperbaiki pola makan, dan meningkatkan prestasi belajar,” ungkapnya.
Menurut Rahma, pemerintah telah
menyiapkan mekanisme ketat untuk menjamin kualitas makanan, mulai dari dapur
bersertifikasi SLHS, keterlibatan guru dalam pengawasan, hingga uji
laboratorium untuk setiap produk makanan yang disajikan.
Sementara itu, praktisi SPPG Kota
Malang, Nina Andriyani, menjelaskan bahwa saat ini sudah ada sekitar 17 hingga
18 SPPG yang beroperasi di wilayah tersebut.
“Standar pengelolaan kini semakin ketat
sesuai Juknis terbaru dari BKKBN. SPPG wajib memenuhi syarat higienis, sanitasi
lingkungan, serta kualitas bahan makanan yang premium,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pengawasan
dilakukan bersama Dinas Kesehatan setempat, termasuk Puskesmas Mojolangu, guna
memastikan kelayakan dan keamanan makanan yang diberikan kepada anak-anak.
Dengan semangat kolaborasi berbagai
pihak, program MBG di Jawa Timur diharapkan dapat menjadi contoh keberhasilan
pelaksanaan kebijakan gizi nasional yang berdampak nyata bagi peningkatan
kualitas sumber daya manusia Indonesia. (RED)
